Sabtu, 14 Mei 2016

Besi yang Diturunkan dari Langit



Memang menakjubkan, tampaknya, dalam pelajaran teologi, nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, yaitu besi (Fe = ferrum) bisa menjadi salah satu judul surat dalam kitab suci agama. Dan hal ini diperdebatkan sebagai salah satu hal yang dianggap sebagai salah satu kelemahan Al-Qur’an. Tetapi itulah Al-Qur’an, dan apakah ini akan menjadi salah satu kelemahan, atau malah salah satu pesona yang tak terbantahkan dari Al-Qur’an? Sehingga pertanyaan bagi orang awam tentunya, karakter apa yang menarik pada surat ini? Lalu, mengapa besi dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Qur’an? Bukankah emas, misalnya, adalah logam mulia yang lebih berharga? 





Surat ini turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Madinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum. Nama surat terambil dari kalimat wa anzalnal-hadida, ayat 25. Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana “kilauan anak panah” yang menarik perhatian bagi kaum berakal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan. 



 



"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” Qur’an surah Al-Hadiid 57 : 25 



Karakter pertama, yang menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa anzalnal-hadida dengan “Kami ciptakan besi”, padahal secara intrinsik seharusnya. “Kami turunkan besi”, sebagaimana terjemahan “Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan mizan (keadilan, keseimbangan, keselarasan, kesepadanan)”. Mengapa demikian? Karena dalam bayangan mufasir klasik, bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja? 

Namun seiring dengan perkembangan waktu, pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa “memang besi diturunkan dari langit”. Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri. 

Energi sistem tata surya kita tidak cukup untuk memproduksi elemen besi. Perkiraan paling baik, energi yang dibutuhkan adalah empat kali energi sistem matahari kita, dengan demikian besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh lebih besar daripada matahari, dengan suhu ratusan juta derajat Celsius. Kemudian meledak dahsyat sebagai nova atau supernova, dan hasilnya menyebar di angkasa sebagai meteorit yang mengandung besi, melayang di angkasa sampai tertarik oleh gravitasi bumi, di awal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu. 

 

Karakter kedua, ketika menjelaskan besi “memberikan kekuatan yang hebat” barangkali pembaca membayangkan senjata pemusnah sekelas ICBM, Intercontinental Ballistic Missile (peluru kendali antarbenua) atau senjata pemusnah massal seperti senjata kimia. Tetapi bukan hanya itu. Nikmat yang paling besar yang diberikan Tuhan kepada umat manusia adalah “desain bumi”. Bumi dan isinya dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang membungkus bumi seolah-olah perisai berbentuk medan elektromagnetik berenergi tinggi. Perisai dengan “kekuatan hebat” ini tidak dimiliki oleh planet-planet lain. 

Sabuk radiasi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari proton dan elektron, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut solar flares. Ledakan dahsyat ini bila tidak ditahan di angkasa dapat meluluh-lantakkan semua kehidupan di bumi, dengan kekuatan setara 100 juta bom atom Hiroshima. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah. 

Barangkali kita sekarang paham mengapa besi menempati salah satu judul surat di dalam Al-Qur’an. Inti besi dan nikel “melindungi makhluk bumi” berupa perisai elektromagnetik dengan “kekuatan yang hebat”. Namun yang terpenting, Al-Qur’an ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa besi tidak dapat diproduksi di bumi. Oleh karena itu, ia langsung diturunkan dari langit untuk dimanfaatkan oleh manusia sesuai dengan ayat 25. 

Harap pembaca juga memperhatikan kodetifikasi di alam raya, solar flares terjadi 11 tahun sekali. Metonic cycle 19 tahun sekali, komet Halley rata-rata 76 tahun sekali mendekati bumi, penyesuaian Kalender Lunar mengikuti siklus 11 tahun dan 19 tahun. 

Elemen Berat Besi (Isotop Fe-57) 

Karakter ketiga, berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin menafsirkan Surat Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut karakteristiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal sifat-sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui “keindahan” Surat Besi ini, yang diletakkan pada nomor 57. 

Ahli astronomi modern berpendapat berpendapat bahwa besi berasal dari luar sistem surya (extra-terrestia) dan bukannya berasal dari perut bumi. Mereka berpendapat ia datang melalui meteorit (batu dari angkasa) yang jatuh ke bumi sejak dahulu kala lagi. Menurut mereka lagi, adalah mustahil besi berasal dari bumi karena tenaga yang diperlukan untuk menghasilkan satu atom besi lebih kurang 4 kali lebih banyak daripada tenaga dalam sistem surya ini. 

Besi adalah satu unsur yang disebutkan dalam Al-Qur’an dalam surah al-Hadid, yang bermaksud besi, kita dikabarkan; 


لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ

وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ

شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ

بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ (25





….Dan Kami telah menurunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia….Surah al-Hadid;25. 



Perkataan ‘diturunkan’ khususnya digunakan untuk besi dalam ayat di atas dipikirkan mempunyai satu pengertian metaforik untuk menerangkan bahwa besi diberikan untuk faedah kegunaan umat manusia. Tetapi apabila kita mempertimbangkan pengertian literalnya, perkataan ini akan bermaksud ‘secara fisikal diturunkan dari luar angkasa’, kita menyadari bahwa ayat ini menggambarkan satu keajaiban saintifik yang sangat-sangat signifikan. 



Ini adalah karena penemuan astronomi modern telah menyingkap bahwa besi yang wujud dalam dunia ini berasal dari bintang-bintang gergasi di luar angkasa. 


Unsur-unsur berat dalam alam semesta adalah dihasilkan di dalam nuklir bintang besar. Sistem solar kita, bagaimanapun, tidak mempunyai struktur sesuai untuk menghasilkan besi baginya. Besi hanya dapat dihasilkan dalam bintang yang lebih besar daripada matahari, di mana suhu mencecah beratus juta derajat. Apabila besi melebihi peringkat tertentu dalam sebuah bintang, bintang ini tidak dapat lagi menampungnya, dan akhirnya ia meletup dalam satu letupan yang dipanggil ‘nova’ atau ‘supernova’. Sebagai satu hasil dari letupan ini, meteor yang mengandungi besi berserakan ke seluruh alam semesta, dan mereka bergerak melalui ruang di angkasa sehingga ditarik oleh daya graviti sesuatu jasad di cakrawala. 

Fenomena ini menunjukkan bahwa besi tidak dihasilkan di dalam bumi, tetapi dibawa dari bintang-bintang yang meletup dalam angkasa melalui meteor, dan telah ‘diturunkan ke dalam bumi’. Dalam cara yang persis dengan apa yang dinyatakan dalam ayat; ianya jelas bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara saintifik dalam abad ke 7, ketika Al-Qur’an diwahyukan. 

Di samping itu, nilai perkataan besi dalam bahasa Arab ‘Al-Hadid’ ialah 57. Jumlah ini adalah sama dengan nomor surah Al-Hadid yaitu surah nomor 57. Satu keajaiban… 

Nilai perkataan Hadid (besi) ialah 26. Nilai ini adalah sama dengan nomor atom bagi besi (ferum) iaitu 26

(http://www.keriswarisan.com/live/forum/thread/968/kehebatan-al-hadid-besi-dalam-al-quran/)

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.