Pelangi kerap kita lihat baik itu ketika sinar matahari muncul setelah hujan maupun ketika sinar matahari menyinari permukaan air baik itu air terjun. Intinya dari pelangi adalah ketika cahaya matahari dibiaskan.
Saya selalu meyakini setiap kejadian maupun yang akan terjadi selalu ada dan dijelaskan dalam Al Quran. Hanya saja kerap kali akal pikiran kita belum cukup untuk memahaminya. Baru setelah akal kita diijinkan oleh Allah untuk memahaminya melalui serangkaian percobaan dan belajar kita dapat memahaminya secara bertahap.
Tentang pelangi.. cahaya.. saya teringat ada sebuah surat dalam Al Quran tentang cahaya An Nur.. ketika saya baca ada satu ayat yang mengingatkan saya tentang pelangi..
ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشۡكَوٰةٍ۬ فِيہَا مِصۡبَاحٌۖ ٱلۡمِصۡبَاحُ فِى زُجَاجَةٍۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّہَا كَوۡكَبٌ۬ دُرِّىٌّ۬ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ۬ مُّبَـٰرَڪَةٍ۬ زَيۡتُونَةٍ۬ لَّا شَرۡقِيَّةٍ۬ وَلَا غَرۡبِيَّةٍ۬ يَكَادُ زَيۡتُہَا يُضِىٓءُ وَلَوۡ لَمۡ تَمۡسَسۡهُ نَارٌ۬ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ۬ۗ يَہۡدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَـٰلَ لِلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬
"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. 24:35)
Pelita itu di dalam kaca..cahaya tersebut memancar dalam kaca yang bening..(Dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara..
Ayat tersebut dalam tafsir Ibnu Katsir diungkapkan merupakan penjelasan atas kemurnian hati seorang Mukmin dengan lentera dari kaca yang tipis dan mengkilat, menyamakan hidayah al-Qur-an dan syari’at yang dimintanya dengan minyak zaitun yang bagus lagi jernih, bercahaya dan tegak, tidak kotor dan tidak bengkok (Buku Tafsir Ibnu Katsir hal. 436-440). Namun ketika membaca ayat tersebut saya teringat pada pelangi yang terjadi ketika pelita/cahaya matahari ada dalam air yang bening (kaca yang bening..